Post Top Ad

Post Top Ad

Tuesday, May 31, 2011

6:07 AM

Generasi Kreatif Anak Indonesia

Pengantar:
Masih sering kita dengar ungkapan orangtua dan guru tentang anak-anak
dan anak didik mereka yang memperoleh prestasi sekolah tidak sebagaimana yang
diinginkan. Mereka mengeluh mengapa anaknya bodoh sekali. Di lain kesempatan,
orangtua juga mengeluhkan ketika anak-anak atau anak didik mereka melakukan
sesuatu yang tidak biasa. Mereka mengeluh mengapa anak atau anak didiknya suka
berperilaku yang aneh-aneh. Dalam kesempatan ini, akan dibicarakan tentang
kecerdasan ganda anak-anak dan respon yang semestinya dilakukan guru dan


*Orang Tua*
Setiap Anak Cerdas!
      Satu keyakinan penting yang perlu dimiliki oleh para guru dan orangtua
tentang anak-anak mereka adalah bahwa setiap anak lahir dengan membawa
potensi. Dengan keyakinan demikian, harapannya akan muncul kesungguhan untuk
lebih peka dan cermat dalam berusaha menemukan serta mengembangkan potensi
yang dimiliki anak-anak.
Sebuah kepastian, bahwa Allah SWT tidaklah menciptakan segala sesuatu
dengan sia-sia. Apalagi dalam penciptaan makhluk bernama manusia. Kita,
orangtua dan guru, ibarat para pembuat keramik. Dan anak-anak adalah tanah
liatnya. Dia memberi amanah berupa anak-anak pada kita untuk diasuh, dibimbing
dan diarahkan hingga menjadi generasi yang terbaik, sebagai rahmahtan lil alamin.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana menemukan potensi yang dimiliki
anak dan apa yang harus dilakukan para orangtua untuk mengoptimalkan karunia
potensi tersebut?
Sebagian orangtua sering mengeluhkan dan merasa bahwa anak mereka
kurang cerdas bahkan termasuk lambat belajar. Standar atau patokan yang
digunakan biasanya berdasarkan prestasi belajar yang didapat di bangku sekolah.
Namun demikian, para orangtua lupa bahwa hampir seluruh aspek yang dinilai
dalam dunia pendidikan kita masih berpusat pada kemampuan kognitif atau
intelektual semata.
Sementara itu, sekitar tahun 1995-an, Daniel Goleman telah mempopulerkan
konsep Emotional Intelligence yang meyakini bahwa kecerdasan emosi (Emotional
Quotient) jauh lebih penting dan terbukti memberi sumbangan yang lebih besar
dalam keberhasilan hidup seseorang dibandingkan kecerdasan intelektual-nya.
Lebih komprehensif, seorang Psikolog dari Harvard University, Howard
Gardner mengungkapkan teorinya tentang multiple intelligence (kecerdasan ganda)
yang dimiliki oleh setiap anak. Menurut Gardner, setiap anak memiliki delapan
jenis kecerdasan yang tersusun menjadi satu dengan cara yang unik dan kombinasi
yang berlainan. Teori Gardner ini menegaskan bahwa kecerdasan yang ada pada
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2, Desember2006


*Kecerdasan Anak*

       Anak bukan hanya berkaitan dengan berpikir (kecerdasan logis dan mate-matis), tapi
ada berbagai kecerdasan lain. Sebagai contoh, bisa jadi anak memiliki kecerdasan
berpikir yang biasa saja, namun ia memiliki kelebihan dalam hal kecerdasan
musikal. Anak yang lain mungkin memiliki kecerdasan berpikir biasa saja, namun
ia memiliki kecerdasan kinestetik yang menjadikannya memiliki skill olahrga yang
jauh di atas rata-rata anak yang lain.
Melalui pengetahuan tentang delapan jenis kecerdasan inilah para orangtua
dapat lebih optimis dan bersungguh-sungguh dalam mengenali dan mengoptimalkan
potensi anak-anak mereka.
Berdasarkan teori Gardner, delapan jenis kecerdasan yang ada pada setiap
anak yaitu sebagai berikut :
Pertama: Kecerdasan Linguistik. Adalah kemampuan menggunakan katakata
secara efektif, umumnya berkaitan dengan kemampuan bicara. Pada anak-anak
tampak pada kemampuan baca tulis, bercerita, mengeja kata-kata dengan tepat,
memiliki lebih banyak kosakata untuk anak seusianya, dll.
Cara belajar terbaik untuk anak-anak dengan kecerdasan ini adalah dengan
mengucapkan, mendengar dan melihat kata-kata. Orangtua dapat memotivasinya
dengan menyediakan banyak buku, sering mengajak mereka berbicara, main tebak
kata, bercerita sampai menuangkan ide-ide atau perasaan mereka dalam sebuah
tulisan.
Kedua: Kecerdasan logis matematis. Adalah ketrampilan mengolah angka
dan/atau kemahiran menggunakan logika/akal sehat. Anak-anak dengan kecerdasan
ini mempunyai kemampuan berhitung/aritmatik yang baik (di luar kepala), suka
bertanya dan memahami sebab-akibat, suka permainan strategi (misalnya catur),
senang bereksperimen, dll.
Orangtua sebaiknya lebih sabar dalam ’melayani’ berbagai pertanyaan mereka
dan menyiapkan jawaban yang logis, mengadakan banyak buku tentang
pengetahuan , ensiklopedi, menyediakan alat bermain strategi, mengajarkan metode
sempoa aritmatik,dll.
Ketiga: kecerdasan spasial. Adalah kemampuan memvisualisasikan gambar
yang ada di dalam kepala. Anak-anak dengan kecerdasan ini biasanya suka
menggambar/mencorat-coret, senang bermain puzzle, lego atau permainan rancangbangun,
suka melamun/berhayal sesuatu, dan lain-lain.
Orangtua perlu memberi kesempatan yang luas pada anak untuk mengasah
kemampuan gambar/lukis, alat permainan yang sesuai, dan menggunakan media
seperti film, CD, peta, dsj sebagai sarana belajar.
Keempat: kecerdasan kinestetik-jasmani. Adalah kecerdasan yang melibatkan
fisik/tubuh anak, baik motorik halus maupun motorik kasar. Mereka menyukai
aktivitas yang bergerak (berlari, melompat, dll), suka olahraga, bongkar pasang,
ketrampilan dan kerajinan tangan, pandai menirukan gerakan, atau perilaku
oranglain, dll.
Orangtua perlu mendorong/memfasilitasi anak-anak dengan kecerdasan ini
melalui kegiatan yang banyak melibatkan kemampuan fisik/gerak seperti bermain
bola, berenang, bela diri, dst.
Kelima: kecerdasan musikal. Adalah kecerdasan yang melibatkan kepekaan
terhadap irama atau melodi musik, menyanyikan sebuah lagu, memainkan alat
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2, Desember2006


*Musik*

    Musik atau sekedar menikmati musik. Dapat dijumpai pada anak yang senang
belajar dengan iringan musik, suara yang bagus, cepat menirukan nada/nyayian, dll.
Orangtua hendaknya cukup memberi kesempatan pada anak untuk bernyanyi
bersama, belajar dengan ketukan/irama, dll.
Keenam: kecerdasan naturalis. Adalah kecerdasan yang melibatkan
kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita, seperti burung, bunga,
pohon, dan flora fauna yang lain. Anak-anak dengan kecerdasan ini termasuk
pencinta alam, suka mengumpulkan bebatuan, akrab dengan hewan peliharaan, suka
berkebun, membawa pulang serangga, dll.
Cara mengajar mereka adalah dengan membawanya ke alam terbuka,
berpetualang, melakukan penelitian, mengamati makhluk hidup, mengunjungi
kebun binatang, dll.
Ketujuh: kecerdasan antarpribadi. Adalah kecerdasan dalam hal memahami
dan berempati serta bekerjasama dengan orang lain. Sering pula disebut kecerdasan
interpersonal. Anak-anak dengan kecerdasan ini biasanya mudah bergaul/cepat
beradaptasi, punya banyak teman, suka permainan kelompok, punya bakat
kepemimpinan, dll.
Cara belajar yang tepat bagi mereka memang dengan berkelompok, mengajari
teman-temannya, mengunjungi/bersilaturahmi, dll.
Kedelapan: kecerdasan intra pribadi. Adalah kecerdasan memahami diri
sendiri, mampu menempatkan diri, mengetahui kelemahan dan kekuatan diri dan
pandai mengelola emosi/perasaan. Pada anak-anak, mereka tampak lebih percaya
diri, mampu belajar dari kesalahan, serta tepat dalam mengekspresikan emosinya.
Mereka dapat diberi kepercayaan untuk menetapkan target, memilih kegiatan dan
memotivasi diri sendiri.
Orangtua perlu memberi kepercayaan kepada anak dengan mendukung
kemandirian mereka dalam berpikir dan merencanakan, termasuk menghargai
privasi mereka. Sebagai catatan, istilah kecerdasan intrapribadi dan kecerdasan

6:03 AM

Cara Membuat Blog

Setelah membuat akun Gmail seperti di atas, anda sudah bisa masuk ke Blogger.


  1. Klik di sini untuk masuk ke Blogger.

 
   
    2.Isi Nama Pengguna (Email) dan Kata Sandi anda.


    3.Tekan Masuk.


    4.Anda akan dibawa ke Dasbor Blogger dengan tampilan sebagai berikut: 

 

  5.Tekan Buat Blog (di sudut kanan atas, di bawah Bahasa) untuk membuat blog anda



  6.Beri nama blog anda, berisi Judul Blog, Alamat Blog (url) dan Verifikasi Kata